Selasa, 15 Juli 2008

INOVASI BERMULAI DARI DAPUR ANDA SENDIRI

teve Jobs dan Macintosh baru-baru ini meluncurkan telepon genggam generasi terbaru, iPhone, “sebuah perangkat gabungan multimedia” yang diperkirakan akan “mengubah pandangan konsumen secara keseluruhan tentang peng-
gunaan teknologi seluler”. PS3 (Play station III), sebagai teknologi terbaru dari Sony bertarung melawan Microsoft Xbox dan Nintendo Wii untuk memperebutkan reputasi internasional sebagai “Perangkat permainan yang paling inovatif”.

Sedangkan Microsoft Vista memasarkan dirinya sebagai salah satu “platform operasional yang paling inovatif” di bidang komputer. Saat ini semakin sulit untuk menemukan halaman bisnis dalam sebuah surat kabar atau membaca majalah bisnis tanpa melihat berita yang menekankan pentingnya inovasi produk dan daya saing perusahaan.Meskipun artikel-artikel tersebut berbeda dalam ukuran dan kompleksitas perusahaan yang digambarkan, secara umum semua artikel menekankan bahwa usaha yang “memiliki produk inovatif” adalah yang paling “produktif”, “fleksibel”, “stabil”, “menguntungkan”, “terdepan” dan “mendunia”. “Perusahaan-perusahaan inovatif” biasanya ditentukan oleh seberapa inovatif produk-produk mereka. Inovasi produk biasanya berhubungan dengan “persepsi bahwa produk atau layanan eksternal yang ditawarkan sebuah perusahaan lebih inovatif dibanding produk atau jasa yang sejenis.” Semakin inovatif suatu produk, semakin besar kemampuannya untuk memenuhi ekspektasi awal konsumen, memuaskan kebutuhan konsumen, menyentuh rasa dari penggunanya, dan menghemat uang konsumen. Karena itu, produk inovatif memiliki nilai yang lebih tinggi, memiliki konsumen yang lebih loyal dan mendapat pasar yang lebih besar. Secara kebetulan, pembahasan tentang bagaimana perusahaan ini berpikir, mengelola danmenanamkaninovasisebagaisebuahproses
organisasi seringkali tidak terlalu diperhatikan, meskipunhaltersebutmerupakanfondasiyang melahirkan produk inovatif mereka. Inovasi proses didefinisikan adalah cara pebisnis berpikir dan bertindak. Hal ini berlaku dalam semua aspek sistem operasi bisnis dan budaya korporasi perusahaan tersebut, dari manajemen sampai pemasaran, desain sampai
distribusi, pengembangan sumber daya manusia sampai penelitian dan pengembangan.Inovasi proses memperbaiki cara perusahaan mengembangkan produk baru atau jasa yang dapat menambah nilai produk atau memotong biaya, mendapatkan pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan lama, maupun dalam melaksanakan pemikiran strategis dan tata kelola usaha. Masalah timbul ketika perusahaan-perusahaan kecil menganggap inovasi produk
hanya dapat dicapai dengan investasi yang besar dalam suatu aset tak bergerak yang penting, seperti mesin, perlengkapan, perangkat lunak atau teknologi, ketimbang dengan memperbaiki proses internal dalam pengelolaan operasi perusahaan secara rutin. Dengan pola pikir ini, perusahaan kecil yang mencoba berinovasi berulangkali ke-
hilangan kesempatan untuk berkembang karena pengertian mereka terhadap inovasi dan cara pencapaiannya terlalu sempit. Inovasi produk terkait erat dengan inovasi proses karena nilai originalitas, keunikan atau nilai tambah suatu produk merupakan dampak langsung dari sebuah proses dan manajemen internal perusahaan.Sebuah perusahaan yang tidak berinvestasi pada proses dan standar produksi atau sistem pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas mungkin akan memiliki kualitas barang yang lebih rendah dengan tingkat kecacatan produk yang lebih tinggi.Sebuah perusahaan yang tidak ber investasi pada iklan atau penelitian pasar yang inovatif mungkin akan memproduksi produk-produk yang tidak lagi diinginkan ataupun dibutuhkan konsumennya. Efisiensiyangditerapkanolehperusahaan dalam menanamkan sudut pandang inovasi yang lebih luas akan berdampak langsung pada pemahaman mereka pada insentif yang bernilai tinggi dari inovasi, khususnya dalam wilayah manajemen proses dimana investasi dalam berinovasinya dapat lebih murah dan mudah untuk dilaksanakan.
Ketika pemahaman yang lebih luas tentang apa yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah perusahaan inovatif telah tertanam dalam budaya korporat perusahaan, maka tingkat penerapan teknologi dan praktik inovatif pun akan meningkat, sehingga menghasilkan perusahaan yang lebih kuat dan cerdas, dan yang lebih penting, produk yang inovatif.
Caesar Layton
SENADA Senior Industry Advisor
inovasi bermulai dari daPur anda sendiri


Read More..

BUDAYA DAN INOVASI

Dalam sebuah iklan lowongan kerja di majalah The Economist belum lama ini tertulis “Kesuksesan Irlandia terletak pada kemampuan alami orang-orangnya dalam melakukan inovasi”. Bagian dari iklan ini yang mengaitkan daya saing
ekonomi dengan inovasi telah semakin diterima sebagai sebuah kebenaran. Negara-negara maju dan
perusahaan-perusahaan terkemuka juga terpacu oleh mantra inovasi.

Pada tahun 1985, Michael Porter menulis “Perusahaan-perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif dengan cara melihat atau menemukan cara yang baru yang lebih baik untukberkompetisi yang pada ujungnya adalah sebuah tindakan inovasi”. Lebih daridua puluh tahun kemudian, sebuah survei yang dilakukan perusahaan konsultan BoozAllen menemukan bahwa 80 persen eksekutif senior menyebutkan bahwa inovasimerupakan salah satu faktor penting bagi
kkesuksesan perusahaan mereka.Untungnya bagi negara-negara berkembang, bagian iklan di majalah The Economist
yang mengaitkan inovasi dengan kebangsaan (dalam hal ini ras) merupakan taktik pemasaran belaka. Tapi mengapa beberapanegara lebih inovatif dari negara lainnya? Ada banyak faktor-faktor umum yangterkait dengan iklim bisnis inovatif, mulai dari kebijakan dan peraturan yang sederhana, jelas, dirancang dengan mempertimbangkan kepentingan sektor swasta dandilaksanakan oleh pejabat pemerintah yangkompeten. Faktor umum penting yang lain adalah tingkatan dan penyebaran pengetahuan dalam sebuah masyarakat dan dalam suatu lingkungan usaha. Paktor-faktorumum ini dapat dan telah berhasil diterapkan, seperti misalnya di Korea Selatan,
yang setengah abad terakhir telah berinvestasi di bidang pendidikan dan reformasi kebijakan, sehingga menjadikan negeri itu sebuah kekuatan ekonomi dunia.Dimanakah peringkat Indonesia pada skala inovasi? Kajian pada beberapa negarayang memiliki industri maju dapat memberikan suatu gambaran. Indonesia masih sangat bergantung pada industri-industri penambangan atau eksploitasi sumberdaya alam yang bernilai relatif rendah, seperti bahan bakar mineral dan pertanian. Beberapa industri ini masih cukup kuat, bukan karenainovasinya, namun karena Indonesia didukung olah sumber daya alam yang sangat dibutuhkan. Industri manufaktur ringan Indonesia seperti garmen dan industri alas kaki, yang dulu pernah memimpin karena upah buruh yang rendah, telah kehilangan sebagian daya saingnya karena mereka tidak mengantisipasi ataupun menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan pesaing termasuk kenyataan bahwa tenaga kerja murahtelahmenjadikomoditiglobal).
Keunggulan kompetitif semakin dicapai melaluidiferensiasisepanjangrantaipasokan. Pembeli pakaian asing, dulu cukup puas dengan pemasok yang memotong, membuat dan merapikan, sekarang lebih memilih pemasok yang penyediakan kain, mendesain,memotong, membuat, merapikan, menyelesaikan, mengemas, dan mengirimkan.Kebanyakan perusahaan garmen Indonesia tidak dapat melakukan semua kegiatan ini.Untungnya, ada banyak penelitian, pengalaman dan kerangka instruktif tentang bagaimana cara menciptakan sebuah strategi inovasi bisnis yang sukses. Sebagian dari dokumen ini tedapat pada rubrik “To Learn More” pada edisi “Competitiveness at the Frontier” ini. Peneliti dan begawan bisnis membahas inovasi pada tingkat yang berbeda-beda. Ada “hasil akhir,” yang diwujudkan dalam bentukproduk-produk baru, proses dan usaha bisnis;ada “metode”, yang dijawantahkan dalam fokus yang jelas, disiplin dan pertimbangan;tapi apa yang paling ditekankan para ahli sebagai syarat paling mendasar bagi sebuah inovasi bisnis adalah budaya organisasi. Struktur organisasi tradisional, dengan sistem pengambilan keputusan secara hirarkis dan terpusat, merupakan racun bagi inovasi. Walau tidak ada cetak-biru untuk “organisasi inovasi” modern, ada beberapa karakteristik yang sama. Dua dari sifat ini adalah:
Struktur organisasi datar.
1.Struktur ini memiliki sistem komunikasi yang mendatar dan melebar, yang memungkinkan transparansi, penyebaran informasi dan kebebasan dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan diri. Pengambilan resiko.
2.Hal ini tidak hanya diperbolehkan, tetapi juga dirangkul dan diberi penghargaan. Resiko yang gagal, dalam organisasi inovatif, jangan pernah menghambat kesempatan dan kemajuan seorang anggota tim. Sebagaimana dikatakan oleh Robert WoodJohnson,mantanorangnomorsatudi Johnson & Johnson: “Jika Anda tidak gagal, dan tidakakansukses.JikaAndatidakdapat berhasil,Andatidakakantumbuh.”Menciptakan struktur organisasi yanginovatif adalah salah satu tantangan terbesar usaha karena hal ini mengharuskan manajer senior mengesampingkan kepercayaan dan praktik yang sudah lama mereka pegang.Bagi kebanyakan usaha, inovasi merupakan tindakan yang “tidak alami” karena ketidakpastiannya terlalu tinggi, jangka waktunya terlalu panjang dan investasinya besar.
Lebih jauh lagi, tidak ada sumber gangguan dan kekhawatiran yang lebih besar dalam jangka pendek selain perubahan
organisasi yang radikal. “Jika Anda ingin membangun organisasi yang membebaskanjiwa manusia, Anda memerlukan prinsip manajemen yang sangat tidak birokratis.”
3 Budaya organisasi inovatif menghasilkan orang yang berperilaku tidak logis dan mendasarkan kerja mereka pada ketidakpastian serta ambiguitas. Konsep ini tidak mudah diterima oleh perusahaan dengan produk dan prosedur operasi standar yang sudah mapan dan masih memikirkan cash flow. Pengalaman menunjukkan bahwa ada beberapa ”jebakan” yang harus diperhatikan dalam mengembangkan karakteristik ini dalam organisasi.Kebanyakanperusahaantidak bisa berbuat terlalu jauh untuk menghasilkan organisasi yang inovatif; perlawanan, khususnya di tingkat atas, terlalu besar.Namun ada pula perusahaan yang justru bertindak terlalu jauh. Kreatif bukan berarti tidak disiplin. Harus ada keseimbangan.“Perusahaan harus dikembangkan melalui serangkaian tindakan penyeimbangan yang menggabungkan kewirausahaan dan manajemen yang disiplin, pemikiran jangka pendek dan panjang, dan proses baru dan mapan.”
4 Inovasi tidak dapat dibeli atau dijual dan tentunya tidak dapat ditiru begitu saja. Inovasi adalah perilaku yang harus dipelajari dan dipertahankan, “hasil dari nilai, ide, teknik, kebiasaan, rutinitas yang diwariskan oleh satu generasi ke
generasi lain – dalam arti warisan sosial.”
5 Walaupun sulit, ada bukti kuat bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan struktur organisasi inovatif secara konsisten cenderung lebih baik ketimbang perusahaan dengan struktur organisasi tradisional. Untungnya, tidak ada
negara, termasuk Irlandia, yang secara genetik lebih inovatif dari yang lain. DNA organisasi, seperti halnya DNA biologis, bisa direkayasa.
Steve Smith SENADA Project Director
referensi
1.Porter, M.E. 1985.“The Competitive Advantage Of Nations.”Humble, J., And G. Jones. 1989. “Creating
2.A Climate For Innovation.” Long Range Planning. VOl. 22, No. 4, August 1989, Pp. 46-51.Hamel, G. 2006. “The Why, What, And
3.How Of Management Innovation.” Harvard Business Review. February 2006, P. 72.Garvin, D.A., And L.C. Levesque. 2006.
4.“Meeting The Challenge Of Corporate Entrepreneurship.” Harvard Business Review. October 2006, Pp. 102-112

Read More..